NSK Nugroho Professional Hypnotherapy Site

...Empowering Your Daily Life!

  • Increase font size
  • Default font size
  • Decrease font size
Home Hypno Articles Hypno-Parenting Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (1)

E-mail Print PDF
There are no translations available.

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (1)

Sepasang suami istri datang ke klinik saya mengeluhkan mengenai perilaku anaknya.

“Pak, anak saya kok malas sih? Disuruh belajar malahan main game. Bangun pagi susah sekali. Semangat dia untuk belajar menurun. Padahal dulu dia termasuk ranking di kelasnya. Berbeda dengan kakaknya yang semangat dan rajin. Saya bingung apa lagi yang harus saya lakukan”, tutur si ibu. Oh iya, dia juga suka bohong. Katanya belajar, tahunya malah main game. Saya khawatir jangan-jangan dia nilainya nanti jelek”, sambung ayahnya, “Bisa tidak  kalau dia dihypnosis supaya tidak bohong”.

Di kesempatan lain dalam suatu pelatihan yang saya adakan, seorang ibu mengeluhkan, “Akhir-akhir ini anak saya jadi pendiam, pak. Aneh kalau ditanya kenapa, malahan menghindar atau mengabaikan saya. Padahal dulunya dia tidak seperti itu. Saya ingin bantu, tetapi diajak ngomong saja susah. Mungkinkah dia dihypnosis supaya mau mendengarkan saya?”

Sepasang suami istri yang lain, mengeluhkan, “Anak saya sekarang jadi bandel.
Setiap dinasihati selalu saja menentang. Bahkan dia lebih percaya apa kata teman-temannya. Saya khawatir, jangan-jangan dia mudah terbawa pergaulan yang kurang baik. Saya ingin dia dihypnosis supaya menurut!”

Demikian seterusnya.

Saya tersenyum karena saya pikir permasalahan ini bukan dihadapi oleh sepasang suami istri itu saja. Orang lainpun mengalami hal yang sama. Bahkan saya sendiripun mengalaminya! Suatu permasalahan yang selalu menghantui pasangan  orang tua dalam menghadapi anak-anaknya.

Pertanyaannya, bagaimana menyelesaikannya?

Memang ini adalah tantangan berat sebagai orang tua dalam mendidik anaknya. Saya pernah menuliskan suatu artikel di web site saya, bahwa proses hypnosis adalah suatu peristiwa wajar yang sering terjadi sehari-hari. Selama terjadi komunikasi yang efektif, di situlah terjadi proses hypnosis.
Hypnosis dapat diibaratkan seperti iklan, dimana seseorang dapat bertindak atau berperilaku tertentu karena rayuan iklan tersebut. Misalkan suatu iklan merek sabun tertentu. Mungkin pertama anda tidak memperhatikannya atau bahkan tidak membutuhkannya. Dan mungkin juga karena iklan tersebut menarik dan terpampang dimana-mana, dapat merubah perilaku anda yang semula tidak membutuhkan menjadi membutuhkan bahkan mungkin mempromosikannya juga kepada teman-teman anda.

Sekarang, dalam permasalahan hubungan orang tua dengan anak, tergantung mana yang lebih menarik bagi anak, iklan dari luar (lingkungan, teman, orang lain, televisi, majalah, sekolah, internet, dan lain-lain) ataukah iklan dari orang tuanya yang dapat mempengaruhi sikap, tindakan dan perilakunya? Apalagi, dengan keadaan globalisasi saat ini dimana informasi sangat mudah didapatkan dan semuanya serba terbuka, bisa baik dan bisa buruk bagi perkembangan mental seorang anak. Orang tua tertuntut untuk harus lebih mampu bersaing dalam mempengaruhi anak dibandingkan informasi-informasi dari luar yang belum tentu baik bagi perkembangan anaknya.

Dalam konsep moderen, menghypnosis adalah suatu METODA yang didasari oleh komunikasi verbal (perkataan) maupun non verbal (gerakan atau pantomim). Oleh karena hanya suatu metoda atau cara, maka hypnosis hanyalah suatu alat bantu saja. Keefektifan suatu proses hypnosis dapat menentukan tingkat keterpengaruhan seseorang atas nilai-nilai yang ditumpangkan pada suatu pola komunikasi yang ada seperti nasihat, norma, nilai baik atau jahat, dan sebagainya. Dan jika ternyata nilai itu sesuai, maka nilai-nilai yang masuk tadi akan mendasari tindakan dan perilaku orang yang menerimanya. Demikian pula sebaliknya, jika nilai itu tidak cocok, maka penerima akan melakukan suatu analisa antara nilai yang masuk dengan nilai-nilai atau informasi yang telah masuk sebelumnya. Sangat besar kemungkinannya bahwa nilai-nilai yang masuk tadi tidak dijadikan landasan tindakan dan perilakunya.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak?

Secara mental, anak-anak pada usia-usia sebelum pubertas boleh dikatakan seperti kertas yang putih bersih. Informasi atau data yang masuk belum banyak, masih murni, sehingga dapat dikatakan bahwa dia  menelan hampir seluruh informasi termasuk nilai-nilainya (jahat, benar, baik, salah, memalukan, menakutkan, dll). Bahkan informasi sekecil apapun, yang mungkin tidak langsung disadari, seperti air mendidih itu panas, akan masuk dalam catatan pengalamannya.

Demikian juga dengan kemampuan analisa. Kemampuan beranalisa adalah kemampuan membandingkan serta menilainya antara suatu hal dengan hal atau informasi lainnya yang telah dipelajari sebelumnya, baik berasal dari pengalaman ataupun informasi-informasi yang disampaikan dari orang lain. Pada anak-anak, karena pengalamannya masih sedikit maka sangat besar kemungkinannya bahwa dia tidak atau belum memiliki referensi untuk beranalisa. Realitas baru yang ditangkap oleh mereka dapat merupakan hal baru yang dan tentu saja tidak mudah bagi mereka untuk memahaminya karena belum berpengalaman dalam menghadapinya. Atau, dengan kata lain, belum tertanam nilainya.

Berbeda dengan orang yang sudah pikun. Data, informasi, pengalaman, dan pelajaran hidup, sudah ada dalam dirinya namun dia tidak mampu untuk menggali informasi yang sudah ada untuk beranalisa. Hal ini dapat terjadi karena faktor fisik, seperti menurunnya kemampuan syaraf.
Pada anak-anak, selama fisiknya masih baik, tentunya dia dapat menggali informasi yang sudah tercatat, namun informasi yang dipakai untuk membandingkan mungkin tidak ada atau belum ada.

Contoh:

Seorang anak kelas satu SD nilai ulangan matematikanya jelek. Ketika anak tersebut menyampaikan hasilnya kepada orang tuanya, tiba-tiba orang tuanya langsung marah dengan suara yang keras. Apa yang terjadi? Tergantung nilai atau referensi anak dalam merespons sesuatu. Misalkan anak baru memiliki referensi bahwa suara keras direaksikan dengan ketidak nyamanan diri, maka anak akan langsung merasa tidak nyaman. Dan, mungkin, dia sudah mempunyai program bahwa untuk mengatasi ketidak nyamanannya dia menjadi takut, atau sedih, atau marah, atau sebal, atau mungkin mengabaikan, dan sebagainya. Situasi yang terjadi ketika orang tuanya marah seperti wajah atau mimik, cara berbicara, gerakan tubuh orang tuanya, serta suasana di sekitarnya ketika orang tua sedang marah akan tercatat dan masuk sebagai referensi baru baginya. Dan sangat besar kemungkinannya anak membuat kesimpulan sendiri bahwa dirinya akan merasa tidak nyaman jika berbicara dengan orang tuanya atau orang yang seperti orang tuanya.

Bagaimana bila kejadian ini berlanjut dan terjadi berulang-ulang? Misalnya orang tuanya bertambah jengkel karena merasa direspons negatif oleh anaknya, orang tua bertambah jengkel dan bertambah marah. Dan, tanpa disadari langsung, anak semakin tidak nyaman. Mungkin semakin sebal, semakin takut, semakin mengabaikan, dsb. Orang tua semakin marah, dan anak semakin mengabaikan karena tidak nyaman. Kedua pelaku menjadi semakin tidak nyaman. Terputuslah komunikasi efektif antara orang tua dengan anak.

Keadaan yang berulang ini dapat membuat anak mempunyai suatu pembelajaran baru bahwa dia akan selalu merasa tidak nyaman jika berbicara dengan orang tuanya. Dan sekali lagi reaksi ketidak nyamanan ini bisa takut, marah, sebal, sedih, mengabaikan, dsb.
Cepat atau lambat, keadaan ini menjadi suatu program baru bagi si anak selanjutnya, baik semasa dia kanak-kanak atau bahkan sampai dia dewasa seperti halnya yang banyak kasus yang ada di klinik.

Pengalaman saya sebagai hypnotherapist, dari sekitar 50 an anak yang bermasalah, sebagian besar berasal dari akibat komunikasi yang kurang tepat antara orang tua dengan anak.

Semakin tidak nyamannya anak bisa jadi karena informasi yang masuk mungkin tidak sesuai dengan apa yang pernah dipelajarinya sebelumnya. Pada contoh diatas, yaitu hubungan antara melaporkan nilai ulangan jelek dengan marahnya orang tua. Jika frekuensi orang tua marah lebih banyak, mungkin di kemudian hari anak akan beranggapan bahwa orang tuanya adalah seorang pemarah, dan selalu marah, tanpa sebab yang jelas.

Para orang tua kadang-kadang menganggap bahwa masalah yang dihadapi anak adalah hal kecil sehingga tidak perlu mendapat perhatian khusus, karena MERASA bahwa SEHARUSNYA anak dapat menyelesaikan sendiri masalahnya seperti cara orang tuanya menyelesaikan masalah. Dan kalau anak tidak mengerjakannya atau melaksanakannya, orang tua beranggapan bahwa anak mereka malas atau melawan. Padahal, sebenarnya, anak sendiri belum tahu. Yang lama kelamaan akan membuat anak merasa semakin tidak nyaman, dan akhirnya berbuat menurut referensi mereka sendiri, misalnya diam, tidak mau mendengarkan, dan sebagainya.

Peristiwa ini sebenarnya juga terjadi pada diri kita sebagai orang dewasa. Kita akan merasa frustasi jika menghadapi suatu persoalan yang sama sekali baru dan belum pernah mempelajarinya atau memiliki pengetahuan mengenai persoalan tersebut.

Bersambung ............

Ditulis oleh:
NSK Nugroho, MCH, CHt
Hypnotherapist
www.nsknugroho.com
email: This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it dan This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

Last Updated on Monday, 16 May 2011 15:09  

PRIVATE CLASS

Integrated Modern
Hypnotherapy Workshop

25 - 30 hours
Rp. 12.000.000,-

Rincian dan silabus
klik di sini

KONTAK:
Phone/ WA: 0818150543

(Sampaikan bahwa anda
mendapat informasi
dari site ini)

 

Web Chat



There are no translations available.

Ingin mengundang kami sebagai nara sumber dalam setiap acara anda?
Atau...
untuk melakukan training di perusahaan anda?

  • Hypnosis for Selling or Marketing untuk meningkatkan penjualan perusahaan anda.
  • Memotivasi karyawan  untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Atau....
Ingin menjadi Event Organizer bagi pelatihan-pelatihan kami?
Terbuka bagi siapa saja (perorangan atau kelompok usaha) yang berminat untuk menjadi Event Organizer untuk modul-modul pelatihan yang dibawakan oleh NSK NUGROHO.

JIKA ANDA BERMINAT...  JUST CALL  US!!!

0186-972603 or 0818150543
or email:  nsknugroho@nsknugroho.com

*Karena banyaknya permintaan training di berbagai tempat dan perusahaan, maka kami beri kesempatan untuk menentukan jadwal pelaksanaan training bagi pihak yang telah melakukan Down Payment (sebesar minimal dua juta rupiah) terlebih dahulu.