Almeria Wadu

Thursday, 17 January 2008 20:21
Print
There are no translations available.

Almeria
Almeria Wadu
Saya adalah seorang karyawati pada sebuah Bank di Jakarta, dimana saya juga adalah seorang isteri dari akupunktur professional yang sudah lama berpraktek. Dalam melihat dan menemani pekerjaan suami, seringkali saya melihat faktor psikologis pasienlah sebagai salah satu penyebab dari berbagai keluhan sehingga suami saya menyuruh saya untuk mengikuti program pelatihan Hypnotherapy yang diadakan oleh N’Powerment dibimbing oleh bapak NSK Nugroho .
Berbekal pelatihan Hypnotherapy selama dua hari, satu minggu kemudian saya kedatangan pasien seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Pasien ini sebelumnya merupakan pasien terapi suami saya (Akupunktur) selama empat kali terapi.
Sebutlah namanya Putri (bukan nama sebenarnya – red), sejak lahir hingga usia tujuh tahun saat ini tidak dapat berbicara maupun berjalan. Secara medis, Putri tidak mengalami kelumpuhan syaraf ataupun penyakit medis lainnya. Kedua orang tuanya adalah pekerja keras yang lebih sering melepas Putri untuk diasuh oleh orang lain, sehingga problema psikis yang dialami oleh Putri adalah keterbatasan sosialisasi terhadap lingkungannya (orang-orang sekitar).
Dalam menangani Putri, berbekal pengetahuan Hypnosis yang masih sangat baru bagi saya, saya melakukan Hypnosis kepadanya menggunakan metode regresi dan penanaman jangkar. Namun sebelumnya, kedua orangtuanya saya terapi terlebih dahulu untuk mengetahui rasa peduli dan seberapa jauh kebutuhan mereka akan kehadiran Putri sebagai anak mereka. Dari hasil terapi yang saya jalani, ternyata Putri mempunyai trauma terhadap suara perempuan terutama mamanya. Saya mengetahui itu karena kata-kata yang keluar dari mulutnya pada saat terapi hanya kata-kata: “papa”, “mam” (makan), “umi” (nenek) dan “pis” (pipis), tidak pernah dan tidak mau menyebut kata “mama”.
Dalam terapi tersebut dimana Putri dalam keadaan terhypnosis, saya minta mamanya untuk memeluk dan meminta maaf secara tulus langsung ditelinganya berulang-ulang kali. Kemudian saya bangunkan Putri dan melakukan sugesti yang persuasif agar Nisa berdiri dengan kedua kakinya. Saya katakan,” Putri bangun, Putri berdiri!” Tiba-tiba secara mengejutkan dia bangun dan berdiri dengan kaki yang gemetar. Dia memegang tangan saya dan saya turunkan dari tempat tidur ke lantai. Dia menangis dan berkata, ”pis” sambil berusaha berjalan merambat di dinding. Padahal sebelumnya dia sama sekali tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Dia berjalan tertatih-tatih dengan satu tangan di dinding dan tangan yang lain dituntun oleh mamanya (sebelumnya selama ini dia menolak bila dipegang oleh mamanya).
Hal ini merupakan hal yang luar biasa bagi kami, dimana kedua orangtuanya menangis dan merasa bersyukur. Mereka berjanji untuk menjaga dan memperhatikan Putri dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Menurut pengamatan saya, kasus Putri ini adalah kasus dimana seorang anak mengalami keterlambatan berjalan dan berbicara, sementara lingkungan yang diperoleh sang anak sangat keras dan mendapat kata-kata mencemooh bahkan makian (anak dianggap bodoh, idiot, dan tidak berguna) dari keluarganya SETIAP HARI!!! Hal inilah yang membentuk anak tersebut trauma terhadap suara perempuan, terutama mamanya dan merasa putus asa untuk melakukan aktivitas layaknya balita pada umumnya.
Alhamdulillah, ternyata apa yang menjadi komitmen saya kepada suami dalam menangani pasien dengan lebih peduli dan sabar telah tercapai. Dan saya merasa ilmu Hypnotherapy yang saya dapatkan dari N’powerment sangat membantu dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Saya menjadi tahu dan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pasien dan bahkan saya mampu untuk menyelesaikan masalah saya pribadi dan pasien-pasien saya. Bagi saya, Hypnotherapy adalah ilmu yang sangat luar biasa! 
 
www.napigamara.com  
Last Updated on Wednesday, 18 June 2008 02:09